Setiap kali Pemilukada (dulu disebut Pilkada tapi karena identik dengan obat kudis yg menahun makanya diganti menjadi Pemilukada) digelar setiap tokoh atau merasa tokoh sibuk tebar pesona ke tengah masyarakat dengan berbagai kegiatan sosial atau olahraga. Pemilukada tahun 2011 Pekanbaru adalah contohnya begitu banyak tokoh atau yang merasa tokoh pamer senyum disetiap persimpangan jalan dengan baliho, poster dan spanduk beragam akhirnya hanya 4 orang yang berhasil menjadi calon atau 2 pasangan calon walikota dan wakil walikota. Ini terjadi karena dukungan yang kurang dari partai politik atau mungkin harga perahu (istilah untuk partai pengusung calon) yang mahal sehingga membuat tokoh-tokoh tersebut gagal.
Timbul pertanyaan dari berbagai kalangan di masyarakat berapa harga satu perahu ? Untuk harga perahu jawabannya bermacam-macam dilihat dari jumlah kursi di DPRD setempat, tapi untuk harga perahu ini pengurus partai ditingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota tidak pernah mengetahui karena ini adalah domain Pengurus Pusat padahal yang mengetahui kondisi calon adalah pengurus di daerah, disinilah egonya Dewan Pengurus Pusat semua partai tidak pernah peduli kemauan daerah bagi mereka siapa sanggup beli perahu dengan harga tinggi akan didukung, kalau pengurus daerah tidak mendukung maka siap-siap untuk di-PLT kan seperti terjadi pada salah satu partai pendukung calon akhirnya terpental karena tidak mengikuti kemauan Pengurus Pusat.
Semoga Pemilukada Pekanbaru tahun 2011 berjalan aman dan damai meski disinyalir banyak terjadi kecurangan-kecurangan selama kampanye seperti penggunaan dana apbd untuk kampanye dan pengerahan pejabat-pejabat struktural di tingkat Provinsi dan Kota ikut serta jadi tim sukses salah satu pasangan calon... (Pekanbaru Coret, 18 Mei 2011.)
0 Komentar