Menghidupkan ORGANISASI atau Mencari HIDUP di-Organisasi

Sejak era reformasi yang ditandai runtuhnya kekuasaan Orde Baru dan berganti dengan orde reformasi (sekarang menjadi orde refor-nasi) membuat rakyat Indonesia bersuka cita yang melahirkan para petualang politik dan pelacur politik. Kran kebebasan berorganisasi dibuka selebar-lebarnya hingga melahirkan ratusan ribu LSM, Ormas, Partai Politik, Koran mulai dari cetak hingga on-line.
 
Dari ratusan ribu LSM, Ormas, Partai Politik hanya secuil yang benar-benar berjuang untuk kepentingan rakyat sisanya buat “cari hidup” dan jabatan saja. Mereka kebanyakan berorganisasi atau berpolitik hanyalah demi sejengkal diatas dan dibawah pusar. Lihatlah para politikus  itu berdebat-debat berhari-hari demi meng’GOL”kan proyek yang diincar “TUANNYA” ketika membahas RAPBN/RAPBD, para petualang politik (bolehlah disebut BROKER) tersebut akan berjuang hidup-hidupan (kalau mati-matian nanti dianya tak dapat tulang dari Tuannya karena sudah mati hehehehe) memaki kesana-kemari bahkan “maaf” sambil menyebut milik pribadinya.

Setelah 19 tahun reformasi berlalu yang didapat hanya keributan, pertentangan antar putera-puteri ibu Pertiwi saling curiga, menyikut sesama bahkan kalau perlu menghilangkan nyawa lawannya. Tidak ada lagi kesantuan dan etika.

Hari ini sebagian besar rakyat kembali terkenang akan kehidupan yang aman dan tenteram dimasa Orde Baru banyak diantaranya mengenang dengan bermacam cara dari membuat video, iklan dan bahkan menyablon kaos bertuliskan  “Piye Kabare ?” dengan gambar Pak Harto, tetapi apapun itu waktu tidak bisa dikembalikan dan seluruh rakyat harusnya mengambil pelajaran dari semua ini demi masa depan yang masih terbentang luas. Tetap semangat dengan menjaga kekompakan dan persatuan sesama anak bangsa. [maaf yang cari hidup diorganisasi atau parpol tak boleh marah atau tersinggung kalau itu benar ya diperbaiki aja. Bereskan] [ir/7-3-17]

Posting Komentar

0 Komentar