Undang-Undang
nomor 0211/U/1978 sukses menjadikan tahun ajaran baru diawali pada bulan Juli
1979 semasa menteri pendidikan Dr. Daoed Yoesoef kabinet pembangunan III. Masa
itu saya seharusnya sudah kelas 5 SD tapi karena adanya kebijakan tersebut
membuat masa pelajaran diperpanjang selama 6 bulan. Dalam rentang waktu
perpanjangan waktu tersebut (serasa mirip perpanjangan waktu dalam pertandingan
final sepak bola) kami anak laki-laki SD Negeri 26 Pekanbaru lebih banyak
menghabiskan waktu dengan bermain bola disekolah atau bermain-main seputaran
pasar Senapelan (biasa orang menyebutnya Pasar Kodim) maklum sekolah kami
bertetangga dengan pasar.
Menurut versi
yang lain perpanjangan waktu ini terjadi karena ada demonstrasi/mogok mahasiswa
dibeberapa kota besar seperti Bandung dan Jakarta usai pemilu tahun 1977 dan
saya ingat wajah pejabat yang mengabarkannya di TVRI Laksamana Sudomo sebagai
Wapangab/Pangkopkamtib selalu didampingi oleh Menteri Penerangan Ali Moertopo.
Kembali ke
cerita perpanjangan waktu sekolah yang begitu membosankan karena buku pelajaran
hanya 1 jenis untuk setiap mata pelajaran (maklum semuanya terbitan Balai
Pustaka) beda dengan sekarang setiap sekolah punya langganan penerbit sendiri
dan harus berganti setiap tahun karena itu bukunya tak bisa diwarisi.
Kami harus
mengerjakan soal-soal yang sama berulang kali karena hingga ada beberapa kawan
bisa hapal titik komanya setiap jawaban dari soal-soal tersebut (hehehehehe).
Boleh
dikatakan tahun 1978 telah kehilangan alumninya karena alasan politis semata
bukan alasan untuk menyesuaikan dengan tahun anggaran atau bulan Desember musim
hujan jadi terganggu liburan kenaikan kelasnya.
Lain ceritanya untuk alumni tahun 2020 karena
kalian adalah alumni yang lulus tak perlu melalui serangkaian ujian nasional.
Kalian adalah anak-anak yang lulus sebelum tanggalnya lulus yakni tanggal 24
Maret 2020 melalui keputusan Presiden dan telah didiskusikan sebelumnya antara
Mas Menteri Pendidikan dengan orang-orang yang katanya mewakili rakyat di DPR
sana.
Kalian alumni 2020 lulus karena wabah Corona
menjangkiti negeri ini satu virus dari China oleh Presiden Amerika Serikat
Donald Trump disebut Virus China dan sampai tulisan ini saya posting belum ada
SERUMnya.
Kalian anak-anakku alumni 2020 lulus dari mengkonversikan
nilai-nilai semester, ulangan harian dan sejatinya hanya guru-gurumu yang lebih
paham siapa saja berhak mendapat nilai lebih baik.
Bagi kalian sudah yang telah bersusah payah
mengikuti terobosan setiap harinya disekolah dan konon katanya berbayar meski selalu
dibantah bersyukurlah tidak membuat orangtua kalian lebih “stress” menghadapi
ujian nasional ketimbang kalian anak-anaknya.
Berterima kasihlah kalian juga kepada bapak-bapak
Polisi, biasanya setiap ujian nasional harus ikut sibuk mengawal dan membawa
soal-soal ujian dipagi buta ke sekolah demi keamanan dan kelancaran agar tidak
bocornya soal-soal tersebut ke oknum-oknum yang mencari keuntungan dari jualan
kunci jawaban ujian.
Alumni 2020 adalah satu-satunya alumni yang
berpisah tanpa berjabat tangan dan mungkin tak memiliki foto-foto kenangan saat
perpisahan karena anjuran physical distancing alias menjaga
jarak.
Selamat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi buat alumni 2020 semoga lebih sukses dalam menggapai cita-citanya.
Pekanbaru, 04042020
iRWANDI
sekedar meluahkan isi hati



0 Komentar