Kebingungan Kaum Syi’ah Rafidah Ketika di Madinah

Syi'ah Rafidah mereka bukan islam walau mereka bertaqiyah mengaku islam, mereka kebingungan jika sudah datang ke madinah, Umat Syi'ah Rhafidah yang mengaku pengikut dan pecinta ahlul ba'it mengalami benturan sewaktu berzi'arah ke Kota Nabi ﷺ Madinah Munawarah. Disinilah mereka menjadi bingung.

"Ahlul ba'it"nya berantakan. tidaklah Sulit menemukan sejarah pasti keberada'annya.

– Syi'ah Rhafidah sangat gemar berzi'arah kubur.

– Makam imam di hormati bahkan dikeramatkan.

– Berzi'arah ke makam Imam Reza sama dengan ibadah haji.

Tapi sangat ironi dan tragis di Madinah jama'ah haji syi'ah rhafidah tidak bisa berzi'arah ke makam Nabi ﷺ. alasan nya karna Mereka tidak mau , karena yang berdampingan dengan Rasulullah ﷺ justru makam shahabat Abu bakar Shiddiq dan Umar Ibnul Khattab. Dua orang yang paling dibenci dan dilaknat dalam ajaran Syi'ah Rhafidah. ka'um syi'ah Rafidhah Pilihan zi'arah adalah Baqi al Gharghad. Disana ada makam Fatimah.  Kesanalah tujuan utama ka'um syi'ah Rafidhah untuk berdoa dan melantunkan kesedihannya.

Akan tetapi problem juga ada, di area makam itu justru juga terdapat makam Aisyah dan istri istri Nabi ﷺ yang la'in. Itu juga orang orang yang mereka benci dan dilaknat.

Belum lagi ada shahabat Usman bin Affan yang juga "dimusuhi" Syi'ah Rhafidah.

Ketika orang berburu Raudhoh, Syi'ah Rhafidah bingung lagi karena di dalam Raudhoh ada "Ustuwanah Aisyah" ti'ang dimana dahulu adalah tempat ditunjuk Aisyah sebagai tempat yang bi'asa Rasulullah ﷺ shalat.  Lalu terlihat sekelompok mendatangi "Tsaqifah Bani Sa'idah" tempat hijau kebun dahulu Rasulullah ﷺ gemar berkumpul dengan shahabat shahabat-Nya.

Namun celaka lagi bagi Syi'ah Rhafidah, ternyata di tempat itu justru menjadi monumen penting dalam sejarah umat Islam. Disinilah proses pemilihan Khalifah terjadi. Abubakar Shiddiq terpilih menjadi Khalifah pertama pengganti Nabi Muhammad ﷺ Sementara Syi'ah Rhafidah hanya mengakui Ali.... Dan itu Pukulan berat bagi umat Syi'ah Rhafidah adalah "Tsaqifah Bani Saidah Madinah Munawarah Kota Rasulullah ﷺ beserta "ahlul ba'it" nya ternyata membu'at tidak nyaman dan bingung umat Syi'ah Rhafidah.

Memang kebingungan mesti melanda orang menganut ajaran kebenci'an dan laknat. Penuh kedengki'an pada Shahabat Rasulullah ﷺ dan istri istri Nabi ﷺ. Akidahnya menyimpang. Syi'ah Rhafidah itu bukan Islam. Mungkin ada pertanyaan : KALAU SYI'AH RHAFIDOH BUKAN ISLAM , KENAPA BISA BERHAJI KE MAKKAH DAN MADINAH ...????

JAWABAN NYA : Pemerintah Sa'udi memahami bahwa Mekkah dan Madinah, bukan semata urusan negara. Tapi urusan kaum muslimin sedunia. Mereka yang berhaji yang datang ke tanah suci, tidak hanya muslim ahli tauhid, tapi pembela syirik yang mengaku muslim juga sangat banyak. Karena itulah, banyak situs haji yang disalah gunakan oleh pembela kesyirikan, tetap dibi'arkan di Sa'udi.

Pemerintah Sa'udi menggunakan prinsip toleran. Membongkar situs semacam ini, bisa jadi akan membu'at banyak ka'um muslimin marah, dan menimbulkan kekacau'an. Sungguh aneh, ketika ada orang yang menuduh, pemerintah Sa'udi ingin menghancurkan kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Kemudi'an, sejatinya pemerintah Sa'udi menerapkan politik yang pernah diterapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sekte syi'ah rhafidah adalah sekte sesat. Terutama sekte Syi'ah Rhafidah atau majusi Iran, yang mengkafirkan seluruh sahabat dan ka'um muslimin. Mereka mayakini al-Qur'an tidak otentik dan telah diubah. Bahkan salah satu tokohnya: at-Thibrisy, menulis satu buku untuk membuktikan bahwa al-Qur'an yang dipegang ka'um muslimin tidak otentik.

Buku itu berjudul:

فصل الخطاب في تحريف كتاب رب الأرباب

[Kalimat pemutus tentang adanya penyimpangan dalam kitab Tuhan].

Dia menyebutkan berbagai sumber syi'ah rhafidah untuk meyakinkan umat bahwa al-Qur'an yang ada di tangan ka'um muslimin telah dipalsukan sahabat. (Maha Suci Allah ﷻ dari tuduhan keji mereka).  Sementara itu, mereka memiliki prinsip taqiyah, berbohong untuk mencari aman. Sehingga tidak mungkin bisa ditangkap dengan bukti yang terang.

Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ke'ada'an yang paling mirip dengan mereka adalah orang munafik.  Ketika berkumpul bareng ka'um muslimin, mereka sok muslim, ikut shalat jama'ah, ikut jihad, menampakkan dirinya sebagaimana layaknya muslim. Begitu mereka kumpul dengan sesama munafik, baru mereka menampakkan kotoran hatinya, dan upayanya untuk menghancurkan islam. Allah ﷻ berfirman tentang mereka,

وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا

Mereka orang-orang munafik mengatakan: “(Kewajiban Kami hanyalah) ta'at”. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagi'an dari mereka mengatur si'asat di malam hari (mengambil keputusan) la'in dari yang telah mereka katakan tadi. Allah ﷻ menulis si'asat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah ﷻ. cukuplah Allah ﷻ menjadi Pelindung.(QS. An-Nisa: 81)

Kita tidak boleh berpikiran, bisa jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu si'apa saja orang munafik.  Kita tidak boleh berpikir demikian.

Karena berarti kita suudzan kepada Allah ﷻ. Bagi'an dari penjaga'an Allah ﷻ kepada Nabi-Nya adalah dengan memberikan informasi si'apa saja musuh beliau, termasuk musuh dalam selimut, yai'tu orang munafik.

Allah ﷻ menurunkan beberapa wahyu dan ayat yang menjelaskan si'apa mereka. Ayat semacam ini diisitilah dengan ayat atau surat Fadhihah. (simak Tafsir at-Thabari 14/332, Ibn Katsir 4/171, dan Tafsir al-Baghawi 4/7)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu si'apa saja mereka, dan bahkan ada sahabat yang tahu si'apa saja munafik di Madinah. Diantaranya adalah Hudzaifah ibnul Yaman. Beliau diberitahu oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa nama orang munafik di Madinah. Dan karena inilah, Hudzaifah digelari dengan Shohibu sirrin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (pemilik rahasia Nabi ﷺ).

Pertanya'an yang mendasar, mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak mengusir orang munafik itu dari Madinah?

Mengapa beliau tidak memerangi atau bahkan membi'arkan mereka tetap berkeli'aran di Madinah?

Umar berkali-kali menawarkan diri untuk membunuh gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melarang beliau dan mengatakan,

دَعْهُ لَا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

“Bi'arkan dia, jangan sampai manusia berkomentar bahwa Muhammad ﷺ membunuh sahabat-Nya.” (HR. Bukhari 4905, Muslim 2584, Turmudzi 3315, dan yang la'innya). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membunuh mereka, tidak mengusir mereka, dalam rangka menghindari dampak buruk yang lebih parah. Membi'arkan mereka di keli'aran di Madinah, dampaknya lebih ringan dari pada membantai mereka.

Anda tidak boleh mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membi'arkan mereka kelu'ar masuk masjid nabawi, itu bukti bahwa orang munafik BUKAN orang kafir. sedangkan syi'ah rhafidah mereka masuk ke Sa'udi memakai identitas negara maka mereka akan bertaqiyah mengaku muslim .

Kebijakan itulah yang ditempuh pemerintah Sa'udi. Apa yang akan dikatakan muslim seluruh dunia ketika pemerintah Sa'udi melarang seluruh orang syi'ah rhafidoh Iran berangkat haji??

Dengan demiki'an, tidak ada hubungannya antara kehadiran syi'ah rhafidah ke tanah suci dan keikut-serta'an mereka dalam ibadah haji, dengan status aqidah mereka yang dinilai kafir oleh para ulama.

Allahu a’lam

[dari berbagai sumber]

 

Posting Komentar

0 Komentar