Saat pertemuan silaturahmi dengan Anies, salah seorang yang tergabung dalam FUHAB bercerita tentang pemikiran hebat Anies Baswedan yang jarang diungkap dan diketahui banyak orang karena media sering kali ditekan untuk tak memberitakannya.
Ini hebatnya pemikiran Anies, ia mengatakan ingin mengajukan kepada DPR sebuah UU yang membatasi kekuasaan Presiden, justru jika ia menang dalam pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Jadi disaat ia menjadi Presiden nanti, Anies malah menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan batasan kekuasaan Presiden, yang saat ini telah membuat penegakan hukum tidak mampu berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut Anies, Jaksa Agung, Kepolisian dan Panglima TNI tak seharusnya diusulkan/dipilih oleh Presiden. Karena itu akan menyebabkan penguatan peran dan kewenangan aparat penegakan hukum menjadi gagal manakala terjadi perbuatan menabrak UU dan pelanggaran konstitusi yang dilakukan Presiden.
Menurut Anies, inilah yang menjadi biang kerok penyebab kusut dan carut marutnya berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia saat ini.
Presiden saat ini seakan-akan memiliki impunitas atas segala keputusan dan kebijakannya yang membuat rakyat sengsara dan negara menanggung kerusakan akibat dampak perbuatannya, bahkan hingga berpuluh tahun setelah kekuasaan Presiden tsb berakhir.
Artinya di era Anies menjadi Presiden nantinya adalah era untuk pertama kalinya Presiden tidak lagi dapat seenaknya menggunakan kekuasaannya tanpa resiko pertanggung jawaban atas akibat buruk yang ditimbulkannya.
Hebat bukan..?
Selama ini, sepanjang perjalanan suksesi kekuasaan dari Presiden yang satu kepada Presiden lainnya, Presiden selalu dimanjakan dan dirawat dalam kekuasaan yang seakan-akan tanpa batas.
Presiden tidak lagi malu-malu mengingkari janji politik, berbohong kepada rakyat, hari ini bicara A besok yang dilakukan X, berdusta dengan memberi harapan palsu kepada rakyat, menggunakan APBN sesuai syahwat kekuasaannya, memanipulasi konstitusi dan lembaga peradilan, mengabaikan nepotisme demi melanggengkan kekuasaanya, dstnya, dstnya.
Itu sebabnya mengapa kini seakan-akan ada kesepakatan tanpa konsesus tertulis, yakni rakyat berusaha menyatukan kekuatan dan kesamaan visi mereka, bahwa Anies wajib menjadi Presiden karena membawa “Perubahan”.
Bukan hanya perubahan dalam program-program kesejahteraan rakyat, namun juga sistem ketata negaraan dan demokrasi yang harus sungguh-sungguh mewarnai nilai-nilai demokrasi Pancasila yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indoneaia.
Tak salah memang pilih pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Karena dengan berakhirnya kekuasaan rezim Joko Widodo ke Anies Baswedan, maka semangat mempertahankan keberlanjutan status quo oleh kaki tangan Jokowi dengan sendirinya akan berakhir.
Bersama Anies-Gus Imin, insyaallah Indonesia Maju, Indonesia Kuat, Indonesia Sejahtera dan Indonesia Bermartabat.
A..MI..N..🤲.

0 Komentar