Fenomena penerimaan positif masyarakat terhadap peran TNI dalam pengamanan aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir menjadi catatan penting bagi dinamika sosial dan politik di Indonesia. Biasanya, kehadiran aparat keamanan kerap dipandang tegang dan menimbulkan jarak psikologis antara pendemo dan petugas. Namun, kali ini, pendekatan humanis dan persuasif yang ditunjukkan TNI di lapangan justru menciptakan suasana kondusif.
Beberapa hal yang dapat dicatat :
1.
Pendekatan
Humanis & Persuasif
Anggota TNI terlihat lebih fokus menjaga keamanan, bukan menekan suara
aspirasi. Sentuhan empati ini membuat para pendemo merasa dihormati dan
diayomi.
2.
Citra
Positif TNI Meningkat
Kehadiran TNI dengan sikap tenang, tidak arogan, dan responsif memperkuat
kepercayaan publik. Mereka tampil sebagai pelindung, bukan lawan.
Dengan terbangunnya kepercayaan antara pendemo dan aparat, potensi bentrokan fisik dapat ditekan. Ini baik untuk menjaga stabilitas nasional di tengah situasi politik yang dinamis.
4.
Membangun
Dialog yang Sehat
Pendekatan TNI membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat, karena
aksi berjalan damai dan pesan pendemo tersampaikan tanpa hambatan.
Dengan gaya pengamanan yang lebih berbasis empati dan komunikasi terbuka, TNI berhasil menampilkan wajah negara yang lebih merangkul ketimbang menaklukkan. Jika pola ini konsisten, ke depan TNI berpotensi menjadi salah satu pilar utama kepercayaan publik dalam menjaga keamanan nasional. [ir/310825]



0 Komentar