Fenomena penggalangan dana Ferry Irwandi dalam waktu kurang dari 24 jam lebih dari 10 miliar rupiah dari 87 ribu donator bukan sekadar angka besar. Ini adalah sinyal kuat bahwa publik Indonesia masih punya harapan… asalkan bertemu orang yang tepat untuk dipercaya.
Di tengah maraknya kasus donasi yang “nggak jelas ujungnya”, dari yang mengatasnamakan agama sampai yang rajin membangun citra suci, muncul sosok yang sama sekali tidak mengikuti template itu: Ferry Irwandi. Perokok berat? Iya. Blak-blakan? Iya. Tapi justru sosok seperti inilah yang hari ini dianggap paling aman memegang uang publik.
Kenapa bisa begitu?
1. Konsistensi = Kredibilitas
Ferry bukan muncul mendadak saat ada bencana. Jauh sebelumnya ia sudah dikenal lewat Malaka Project dengan konten edukasi politik, ekonomi, dan isu sosial. Dari situ publik melihat konsistensi kepedulian, bukan konten musiman demi popularitas.
Latar belakangnya juga membuat orang merasa dana mereka jauh dari risiko: lulusan STAN, S2 Australia, dan 10 tahun menjadi PNS Kemenkeu. Publik paham bahwa orang dengan kapasitas dan integritas keuangan seperti ini tahu betul cara menjaga amanah.
2. Transparansi + Aksi Nyata
Setelah dana terkumpul, Ferry langsung turun ke lokasi banjir. Ia tidak hanya menjadi “pengumpul uang”, tapi benar-benar menjadi “penanggung jawab moral”.
Setiap penggunaan dana ia tampilkan secara terbuka. Bukan sekadar kwitansi, tapi narasi yang membuat publik merasa dikawal dari awal sampai akhir. Di era distrust seperti sekarang, transparansi bukan bonus—dia adalah syarat mutlak.
3. Jujur Apa Adanya = Nilai Mahal
Ironisnya, publik lebih percaya pada orang yang tidak berusaha tampil sempurna. Ferry tampil sebagai dirinya sendiri keras, kritis, kadang satire tapi jujur. Tidak menjual citra religius, tidak membangun persona malaikat. Di mata publik, itu justru pertanda bahwa ia tidak sedang memainkan peran.
Ketulusannya kontras dengan beberapa figur lain yang idealismenya perlahan memudar ketika popularitas naik. Narasi bahwa Ferry sulit diintervensi inilah yang membuat orang merasa, “Kalau sama yang ini, uang gua aman.”
Pelajaran Besar dari Fenomena Ini
Kepercayaan publik hari ini punya rumus baru.
Bukan gelar.
Bukan jabatan.
Bukan atribut agama.
Bukan pencitraan.
Melainkan: konsistensi, kredibilitas, transparansi, dan keaslian.
Ferry Irwandi menjadi simbol generasi baru penggalangan dana: independen, berpendidikan, vokal, kritis, tapi tetap amanah. Ia membuktikan bahwa publik Indonesia ternyata sangat rasional dalam memilih kepada siapa mereka menitipkan amanah miliaran rupiah.
Ketika orang yang tepat muncul, kepercayaan mengalir tanpa perlu dipaksa. Dan dalam kasus ini, miliaran rupiah terbukti aman di tangan seorang “rebel” yang justru paling tulus. [ir/071225]

0 Komentar